Senin, 30 Januari 2012

GURU VS SISWA

Hai...temen-temen gimana kabarnya, pasti jawabanya alhamdulilah luar biasa yes....yah, itu jawaban yang tidak asing lagi didengar oleh warga siswa SMK SYUBBANUL WATHON,  dan apakah ucapan mereka sesuai dengan hati para siswanya?? Nah..itu yang jadi pembahasan kali ini, setiap siswa terkadang banyak mengeluh ketika aturan yang dibuat tidak sesuai dengan tindakan sangsinya, mereka akan merasakan secara lahir dan batin ketika sangsi yang diberikan terlalu menyiksa....dan apakah itu ulah siswa yang keterlaluan atau tindakan guru yang terlalu berlebihan??
            Sejak dulu sampai saat ini kenakalan siswa tingkat atas masih terbilang wajar ketika guru juga dapat mengerti dan memahami siswanya, tetapi guru juga tidak boleh terlalu egois memberikan hukuman pada siswa secara kekerasan. Karena siswa kalau diberikan hukuman secara kekerasan tidak akan jera dengan tindakannya tetapi malah akan menjadikan guru tidak disegani dan tidak dihormati. Kami telah membuktikan bahwa setiap guru yang memberikan sanksi yang berlebihan tidak pernah dipatuhi dan siswa pun akan terus mengulangi tindakan yang dirasa dapat membuat guru semakin jengkel. Jadi sebagai seorang guru harus dapat menempatkan sanksi yang diberikan oleh siswa, bukan secara lahirnya tapi seharusnya melakukan pendekatan dan diberi pengertian secara batin, itu akan menjadikan siswa segan dengan gurunya.
            Sering kami lihat guru SMK SW memberikan hukuman dijalan dan disaksikan oleh banyak masyarakat, apakah itu tindakan yang baik dari seorang guru?? Apakah itu memberikan contoh kepada masyarakat kalau SMK SW adalah sekolahan yang favorit?? Pandangan masyarakat tentu berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh guru, sering masyarakat merasa iba dan kasihan ketika didepan umum siswa mendapat hukuman yang sekirannya tidak pantas diberikan oleh siswa.
            Memang sih...siswa juga nakal, tapi kalau guru dan pengurus dapat mengkondisikan kenakalan siswa dengan melakukan pendekatan secara batin, kami yakin siswa juga akan jarang melanggar peraturan yang dibuat oleh sekolah. Dan guru-guru pun akan disegani dan dipatuhi oleh siswa, serta masyarakat pun akan menilai bahwa sekolah SMK SW berkembang dan maju karena didikan guru yang profesional.
            Beberapa hal yang ingin kami sampaikan kepada guru-guru SMK SW terutama pengurus kesiswaan :
1.      Jangan biasakan memberi sanksi terhadap siswa dengan kekerasan yang akan menimbulkan dendam.
2.      Jangan biasakan memberi hukuman didepan umum, karena tanggapan masyarakat belum tentu menganggap tindakan itu  baik.
3.      Berikan hukuman pada siswa yang mendidik, jangan dengan emosi yang dilampiaskan kepada siswa.
4.      Lakukan pendekatan-pendekatan terhadap siswa yang terlalu banyak pelanggaran dan berikan pencerahan agar dapat mengubahnya.
5.      Berikan banyak motifasi untuk menggugah kesadaran siswa, agar dapat menatap masa depan yang cerah.
6.      Emosi dan masalah-masalah guru jangan dilampiaskan kepada siswa.
7.      Ingat...ketika memberi hukuman pada siswa, anggap siswa tersebut anak kandung sendiri.
Tanggung jawab guru memang berat karena guru sudah mendapat amanat dari orang tua siswa untuk mendidiknya sampai berhasil dan juga sudah diberi kepercayaan oleh kepala sekolah untuk memberi ilmu dan mendidik sesuai kemampuannya tetapi seorang guru yang profesional harus dapat membimbing siswanya sampai berhasil tanpa tindakan kekerasan dan emosi.
            Keberhasilan guru mendidik siswa juga tidak lepas dari kesadaran siswa terhadap tata tertib, maka perlu kami sampaikan juga sedikit hal-hal untuk membentuk siswa menjadi baik.
  1. Pahami dan patuhi Tata Tertib yang telah dibuat oleh kesepakatan guru dan siswa.
  2. Tata Tertib dibuat bukan untuk dilanggar tapi untuk dipatuhi.
  3. Jangan membuat guru emosi.
  4. Patuhi guru, karena guru sangat berperan penting dalam membentuk akhlak dan mental kita.
  5. Anggaplah gurumu adalah orang tua kandung mu.
Ketika siswa sudah melewati batas kenakalan dan guru juga sudah tidak mampu mendidik lagi, maka tindakan yang efisien adalah mengembalikan siswa kepada orang tuannya. Itu tindakan yang sebenarnya berat bagi sekolahan untuk melepas anak didiknya karena orang tua siswa telah mempercayakan sekolah dan gurunya untuk mendidik menjadi baik. Ketika ada salah satu siswa yang harus dikembalikan pada orang tuannya, sebagai guru harus bisa koreksi diri. Apakah guru belum berhasil mendidik anak tersebut atau siswanya yang tidak mau diberi pendidikan oleh guru tersebut. Itu mencerminkan guru yang profesional dan bertanggung jawab penuh antara kepala sekolah, orang tua dan siswa. 
Mungkin ulasan diatas adalah salah satu motifasi guru dan siswa agar tidak ada kesenjangan yang dapat merusak hubungan kepatuhan siswa terhadap guru. Dan keakraban guru terhadap siswa. Karena tujuan pendidikan adalah untuk memperoleh hasil pencapaian yang memuaskan dan menjadi nomor satu dalam berprestasi. Serta siswa dapat memperoleh ilmu dan dapat mengaplikasikannya didalam masyarakat.
Semoga ulasan diatas bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi seorang siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama dan menjadi siswa yang berpendidikan serta guru yang profesional. Kritik, saran atau sanggahan untuk penulis dapat dikirim lewat email kami mazintelsurya@gmail.com atau denn.surya@yahoo.com serta dapat komentar pada facebook kami http//facebook/intelsurya (maz intel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar